0
Pemahaman Berbagai unsur kebudayaan etnis Papua
Posted by Unknown
on
15.04
Ini dia Tanah Kelahiranku tercinta. Walau bukan asli dari tanah ini tapi Sungguh sungguh sangat sangaaaatttt cinta pulau ini. iya Papua, Tanah dengan begitu banyak kekayaan alam, dengan Gunung-gunung, sungai, danau, laut, dan hutan yang indah. Mungkin dapat saya katakan ini adalah sebagain kecil dari pulau-pulau yang masih asli ciptaan Tuhan yang belum tersentuh tangan manusia. Dengan begitu banyak kekayaan alam dan keanekaragaman flora dan fauna yang berlimpah. Kali ini saya akan membahas mengenai Pemahaman berbagai unsur kebudayaan etnis papua. Dimana kita tau setiap individu mempunyai cara tersendiri untuk bersikap dalam menyikapi sesuatu, ya karena kita diciptakan berbeda-beda dengan pemikiran masing-masing. Tapi izinkan saya membahas ini lebih lanjut pada blog saya. Kiranya apa yang saya posting dapat membantu pemahaman teman-teman tentang pulau tercinta ini. Selamat membaca. Tuhan Yesus Berkati Selalu. :)
DiPapua terdapat berbagai macam kebudayaan.
Entah itu dalam berbahasa, bersikap, maupun adat istiadat masyarakat dan lain
sebagainya. Disini saya akan membahas mengenai pengetahuan, religi, kesenian
teknologi peralatan hidup, mata pencaharian hidup, organisasi sosial, serta
perubahan kebudayaan dimana semua ini merupakan unsur kebudayaan etnis Papua
yang akan mencerminkan indentitas orang papua, karakter orang papua, pandangan
hidup masyarakat Papua, etos kerja mereka, serta nilai budaya itu sendiri. Yang
pertama adalah mengenai indentitas atau ciri khas dari etnis Papua , disini
orang Papua tidak pernah diteliti oleh para ahli mengenai ciri-ciri ras. Hanya
beberapa dokter dan ahli antropologi ragawi saja yang telah melakukan
pengukuran tinggi badan dan indeks ukuran tengkorak pada beberapa individu
dibeberapa tempat yang terpencar. Disini penduduk mengenal identitas atau ciri -
ciri khas penduduk lainnya dengan melihat warna dan bentuk rambut. Walaupun
dalam hal ini tidak ada bentuk keseragaman.
(sumber:google)
Menurut H.J.T mengatakan bahwa ada
kecenderungan bahwa orang Papua makin jauh dari pantai makin pendek tubuhnya,
demikian pula tengkorak penduduk pantai umunya lonjong dan makin kearah
pedalaman bentuknya menjadi sedang. Indeks ukuran bagian-bagian muka pada
beberapa penduduk pantai ada yang lebar, namun tidak jarang pula ada orang
pantai yang panjang bentuk mukanya, dan didaerah pedalaman keadaannya pun sama.
Dengan berorganisasi sosial banyak
penduduk asli yang melakukan pencampuran ras . Dimana orang Papua asli tadi
agaknya juga mendapat pengaruh ciri-ciri fisik para pendatang dari Asia Timur
di zaman purba, atau dari orang-orang Asia yang tiba dalam zaman yang lebih
muda, atau kita lihat sekarang banyak orang papua yang menikah dengan orang
dari luar pulau seperti Jawa, dsb.
Selain pencampuran ras , identitas etnis
papua juga dapat saya tinjau dari teknologi peralatan hidup mereka. Dimana
masyarakat Tolikara biasa menggunakan
noken untuk kegiatan sehari-hari mereka. Misalkan untuk mengisi hasil kebun
mereka kedalam noken ataupun dipergunakan untuk hal lain, dan sekarang noken
pun sudah menjadi mata pencaharian hidup mereka, dimana mereka membuat noken bukan
untuk dipergunakan sendiri melainkan mereka buat dan diperjual belikan untuk
mendapatkan uang dan dapat dipergunakan untuk pendidikan anak-anak mereka.
Pembuatan noken pun tidak gampang dan membutuhkan waktu yang cukup lama, itu
pun setara dengan harga noken asli yang berkisar diatas Rp 300.000,00. Noken
pun sangat terkenal dan masyarakat sekitar sudah mengetahui bahwa orang asli pembuat
noken adalah orang tolikara. Selain kerajinan tangan yang dibuat oleh orang
Papua , bagi masyarakat adat Papua tidak ada kehidupan diatas muka bumi ini
jika tidak ada tanah. Tanah menjadi segala sumber kehidupan dimuka bumi ini.
Itulah filosofi tanah bagi orang Papua. Sehingga jika masyarakat modern
memandang tanah terpisah dari segala sesuatu yang ada diatas maupun didalam
tanah sebagai bentuk-bentuk sumber daya alam, masyarakat adat Papua justru
memandang tanah sebagai keseluruhan dari sumber daya alam itu.
Tanah menjadi satu kesatuan dengan apa
yang ada diatas maupun didalamnya. Kepemilikan atas tanah pada masyarakat adat
Papua adalah kepemilikan komunal berdasarkan klan atau marga. Pendistribusian
tanah dari seorang orang tua kepada anak-anaknya seringkali diartikan sebagai
kepemilikan individu, namun sesungguhnya kepemilikan atas tanah-tanah yang
didistribusikan tersebut berada pada sebuah klan atau gabungan klan. Sehingga
secara turun temurun tanah bagi orang Papua merupakan sumber kehidupan dan
identitas orang Papua sehingga mereka tidak mengenal jual beli tanah.
Namun perubahan dan perkembangan telah
membuat masyarakat adat harus rela melepaskan beribu hektar lahan kehidupan
mereka sebagai tempat mata pencaharian. Setelah membahas identitas atau
ciri-ciri khas orang Papua, sekarang saya akan membahas mengenai karakter dari
berbagai unsur kebudayaan etnis Papua. Masyarakat luas khususnya diluar Papua
banyak yang mengenal karakter atau watak orang Papua yang keras, namun
sebetulnya banyak orang Papua yang mempunyai karakter yang penuh ketulusan,
kasih sayang, dan ingin selalu berdamai dengan semua orang.
Nampaknya karakter ini sama halnya dengan
karakter orang pada umumnya. Namun kenapa banyak masyarakat yang menganggap
orang Papua keras , karena mungkin menurut saya masyarakat luas melihat
tampilan atau penampilan orang Papua yang mempunyai kulit agak gelap dan
cenderung keras dalam bertutur kata. Namun
masyarakat Papua cenderung ramah jika mereka berada dalam lingkup keagamaan,
mereka cenderung lebih mudah bersosialisasi dengan orang baru. Kalau dalam
lingkup kesenian saya mengambil contoh orang asmat dimana penduduk asmat sangat
piawai membuat ukiran, dan sebagaimana kita tahu jika membuat ukiran atau
pahatan harus tenang dan penuh konsentrasi dimana ini berkaitan erat dengan
cerita dari leluhur yang berkembang di masyarakat bahwa disetiap ukiran
bersemayam citra dan pengharapan atas nenek moyang mereka yang syarat dengan
kebesaran suku Asmat. Sehingga pada
masing-masing ukiran hasil karya suku Asmat selalu mengandung pesan untuk
menghargai nenek moyangnya yang disampaikan secara tersirat lewat simbol-simbol
motif dalam ukiran tersebut.
Perubahan kebudayaan nampaknya sedikit
merubah karakter sebagian masyarakat Papua dimana mereka lebih dapat
menempatkan diri dalam kehidupan modern. Dimana mereka sudah tidak menggunakan
koteka mereka sekarang menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dengan
memakai pakaian disetiap aktifitas keseharian mereka. Pandangan hidup dari
berbagai unsur kebudayaan etnis Papua saya bahas dalam pandangan mithologi
manusia Papua yaitu; Semua umat manusia adalah satu nenek moyang asal kejadian
atau satu sumber asal mula muncul dimuka bumi. Pandangan demikian didapati
dalam budaya atau religi Baliem Selatan. Namun dengan adanya arus deras
perubahan zaman serta transformasi nilai-nilai baru, cerita mhitologi demikian
dapat pula bergeser. Bergeser oleh kepercayaan baru dari agama, dari
nilai-nilai lama yang berorientasi pada masa lalu, dan usaha terus menerus
ingin mewujudkan masa lalunya pada konteks sosial budaya kekinian yang terus
berubah adalah suatu pergumulan yang tanpa usai.
Pandangan
religi Suku Dani, Baliem Selatan mempercayai bahwa manusia pertama muncul dari
daerah Maima. Tapi yang lain meyakini dan merahasiakan asal mula manusia Baliem
muncul dimuka bumi. Masing-masing marga mengakui daerahnya dan tempat
keramatnyalah sebagai asal dan awal mula tempat manusia keluar dari Goa. Tapi
mereka umumnya mengakui dan merahasikan pada orang lain dari keturunanya yang
bersifat patrineal itu bahwa dari tempat dan daerahnyalah asal mula semua
manusia seluruh penjuru dunia berasal. Tapi orang yang memikili pandangan lebih
luas dan lebih mengetahui, mengatakan; "Manusia muncul awal mula dimuara
sungai antara Baliem dan Eageima.Orang Baliem Selatan, memandang matahari
dengan rasa takut sekaligus dengan rasa hormat". Karena itu orang-orang
yang lebih "mengerti" tidak lama-lama memandang matahari. Simbol
matahari terkait erat dengan benda sakral yang hinggi kini disimpan didalam
lemari (ka'kok),Honay pria. Benda yang disimpan didalam lemari Honay Pria
adalah berupa batu hitam, sejenis dengan axe (batu hitam). Sedangkan pandangan hidup dalam masyarakat
Biak Numfor dan Kabupaten Raja Ampat mengenal sistem korservasi lokal dengan
nama Sasisen. Orang-orang Maya di Pulau Salawati Kabupaten Raja Ampat
menyebutnya Rajaha dan Pulau Misol menamakan sistem konservasi tradisional
dengan nama samsom. Arti samsom dalam bahasa Matbat(PulauMisol)adalah larangan.
Bagi masyarakat Suku Tepera Distrik Depapre
Kabupaten Jayapura, upacara Tiatiki tentang pelarangan selama beberapa bulan
bagi warga kampung mencari ikan pada lokasi tertentu. Ini artinya masyarakat
setempat telah menyadari pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan hidup.
Kemudian saya akan menjelaskan mengenai etos kerja. Dimana etos kerja adalah respon atau tindakan yang muncul dari keyakinan yang
diterima dan respon itu menjadi kebiasaan atau karakter pada diri seseorang
atau kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain, etika kerja merupakan produk
dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang atau kelompok atau masyarakat. Etos kerja dari berbagai unsur kebudayaan
etnis Papua berkaitan erat dengan sikap,
kebiasaan, keyakinan yang berbeda dari individu atau kelompok dalam masyarakat
Papua. Misalkan, pandangan wanita khususnya wanita Papua, dimana sekarang mereka
lebih berprestasi. Bisa dilihat sekarang banyak sekali perempuan-perempuan
papua yang mampu bersaing dalam ajang pencaria Putri indonesia. Mereka
berkali-kali menjuarai putri persahabatan. Ini menunjukan bahwa selain mempunya
akal pikiran yang luas mereka juga menjunjung tinggi sikap keramahtamahan yang
memang sudah ditanam sejak kecil dari orang tua mereka. Dimana masyarakata
Papua juga saling membantu satu sama lain dengan gotong royong.
Kemudian etos kerja yang tercipta dalam kesenian
dimana tarian yosim panca tidak bisa dilakukan sendiri , namun dibutuhkan
keseragaman penari satu dengan yang lain. Dimana kita tahu tarian yosim panca
berasal dari papua dan merupakan tarian yang menggambarkan kegembiraan
menyambut seseorang yang datang di wilayah mereka. Etos kerja dalam mata
pencaharian hidup dimana yang saya amati , bagi masyarakat Papua yang masih
mencari sagu secara tradisional , biasanya mereka jalan memasuki hutan untuk
mengambil sagu secara berkelompok, dan itu sudah dilakukan secara turun
temurun. Etos kerja dalam perubahan kebudayaan , ini terlihat dalam kekompakan
masyarakat Papua berbaur dengan masyarakat non-Papua dalam kesatuan mendukung
tim sepakbola dari Papua yaitu persipura. Dimana masyarakat satu dengan yang
lain melupakan berbagai masalah dan dengan suka cita mendukung tim kebanggaan
mereka.
Nilai budaya etnis Papua memiliki potensi yang besar.
Bilamana potensi ini kita lestarikan dan kita jaga keaslian kebudayaan dari nenek
moyang kita. Saya yakin Papua akan menjadi salah satu kota yang mempunyai
segudang kebudayaan yang unik. Dimana
kita tahu pasti budaya Papua sudah dikenal dengan ciri khasnya , seperti
kesenian tarian tradisional yosim panca yang biasa di bawakan bukan hanya di
daerah Papua tapi sudah berkembang sampai keluar pulau untuk dipentaskan. Dan
masih banyak lagi kesenian maupun kebudayaan yang belum ter-expos keluar pulau
Papua. Tarian yosim panca Ini sudah di kenal masyarakat luas sebagai kesenian
atau tarian asli orang Papua. Bukan hanya kesenian tarian saja, dari berbagai
suku di Papua terdapat begitu banyak Tarian yang mempunyai ciri khas
tersendiri. Sangat tidak dipungkiri lagi jika Papua terkenal
dengan kekayaan alam yang melimpah dan kebudayaannya yang beragam. Dimana
setiap suku mempunyai ciri khas kesenian, kebudayaan mereka masing-masing . Salah
satu contoh suku Mee bisa membudayakan aktivitas berkebun
dan beternak. Adapula nilai kebudayaaan yang memiliki potensi tinggi seperti
mutiara dan rumput laut dihasilkan di Kabupaten Raja Ampat, sedangkan
satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut Kain Timor dihasilkan
di Kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di Kabupaten
fak-fak, serta beragam potensi lainnya. Sebagaimana kita tahu potensi-potensi
ini tetap terjaga karena masyarakat sendiri, mau menerapkannya turun temurun
kepada anak cucu mereka.
Dimana baru-baru
ini ditemukan sebuah gua yang diklaim sebagai gua terdalam didunai oleh tim
ekspedisi speolohi Perancis dikawasan Pegunungan Lina, Kampung Irameba, Distrik
Anggi, Kabupaten Manokwari. Gua ini diperkirakan mencapai kedalaman 2000
meter. Namun masih banayk potensi pulau
Papua ini yang belum terungkap.
Kemudian
berbicara mengenai keragaman budaya dan beragam agama yang dianut masyarakat
satu sama lain. Masyarakat masih menjaga kedamaian dan kekompakan beragama satu
dengan yang lain , menghargai setiap hari raya besar setiap agama dan tidak
membuat kerusuhan ketika sebagian masyarakat sedang beribadah. Masyarakat Papua
juga sudah mengikuti perkembangan jaman dengan dulunya menggunakan kayu bakar
sejarang sudah banyak yang menggunakan minyak tanah. Bahkan dibeberapa rumah
warga Papua sudah menggunakan kompor gas, ini menunjukan teknologi peralatan
hidup yang mencerminkan nilai budaya dimana masyarakat mengikuti perkembangan
jaman. Dimana masyarakat menggunakan fasilitas yang juga diberikan oleh
pemerintah. Pemertintah juga mempunya peran dalam kelangsungan nilai kebudayaan
yang ada diPapua. Dengan dukungan pemerintah saya yakin potensi nilai
kebudayaan yang kita miliki di tanah Papua ini akan semakin terjaga dan
terangkat ke muka Publik. Namun kita juga sebagai masyarakat harus dan memang
sepantasnya mendukung setiap program yang dicanangkan pemerintah agar
kebudayaan yang sudah ada dipulau Papua tidak hilang dan dapat berjalan seiring
dengang perkembangan jaman.
Semakin
banyak masyarakat Papua yang sudah menuju masyarakat modern. Namun sekiranya
kita tidak boleh lupa dengan tradisi kita sejak dahulu kala. Keragaman bahasa,
kesenian, kebudayaan semua ini kita sebagai masyarakat Papua maupun masyarakat
non-Papua kita harus mendukung kebudayaan yang ada ditanah Papua. Bagaimanapun
juga kita hidup dan mencari nafkah ditanah ini. Selayaknya dan sepantasnya
menghargai setiap kebudayaan yag ada. Dengan begitu kehidupan bermasyarakat
akan terjaga kesatuan, kekompakan masyarakat satu dengan yang lain.
Posting Komentar