0
pemahaman mengenai nama pre-history dan history papua menjadi penting dalam etnografi papua
Posted by Unknown
on
18.07
Dalam etnografi papua kita mempelajari
mengenai keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh orang papua yang memiliki
karasteristik wilayah, bahasa, adat-istiadat, cara kekerabatan, cara
kepemimpinan, organisasi sosial, lingkungan geografis dan ekologisnya yang
begitu beragam dengan fauna dan flora yang tak terhitung banyaknya. Dalam hal
ini hubungan pre-history dan histori tentang nama papua mempunyai keterkaitan
dalam etnografi papua dimana sejarah mencatat ada beberapa nama sebelum Papua
berkaitan dengan budaya asli orang Papua,
begitupun halnya setelah nama pulau ini menggunakan Papua , sejarah juga
mencatat itu. Dan untuk lebih memperjelasnya saya akan menjelaskannya secara
lebih dalam lagi disini.
Papua merupakan salah satu dari
kepulauan terindah yang terletak diujung timur negara Indonesia. Dan memiliki
berbagai keindahan kebudayaan dan hasil bumi. Dimana terdapat salah satu
tambang tembaga dan emas terbesar didunia. Dan berbagai hal luarbiasa yang ada
diPapua. Papua sekarang dihuni lebih dari ratusan suku, yang termasuk suku asli
orang Papua maupun suku dari berbagai pulau di Indonesia. Mereka juga melakukan
pencampuran budaya. Dimana sekarang penduduk asli orang papua dapat menerima
kedatangan suku-suku dari berbagai pulau. Pulau Papua memiliki luas wilayah sebesar kurang lebih 416.800 Km2
inilah mengapa banyak orang yang datang dari luar pulau untuk masuk dan berbaur
dengan masyarakat, karena daerahnya luas dan masih banyak wilayah yang belum
terjamah tangan manusia. Pulau papua memiliki batas wilayahnya sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan lautan teduh dan laut Halmahera
- Sebelah Timur berbatasan langsung dengan Negara tetangga Papua New Guinea
- Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Arafura dan benua Australia
- Sebelah Barat berbatasan dengan laut Seram, laut Banda atau provinsi Maluku
- Bagian Utara pulau Papua terdapat banyak pulau yaitu antara lain : pulau Yapen, pulau Numfor, Supiori, Padaido, dan Pulau Roon yang berada diteluk Cenderawasih. Selain itu dibagian utara kepala burung terdapat pulau Batanta, salawati, Doom Wiego, dan pulau Misol.
Selain
pulau-pulau juga terdapat berbagai teluk dan sungai yang cukup besar dan
mempunyai potensi Sumber Daya Alam. Sedangkan
daerah pegunungan diPapua antara lain : pegunungan Tamrau, Arfak, Sudirman,
Nasauw, Jayawijaya dengan puncak-puncaknya yang tertinggi yaitu : Puncak Jaya,
Puncak Trikora, dan Puncak Yamin.Pulau Papua
berada di dekat khatulistiwa dan beriklim tropic. Suhu udara pada
ketinggian permukaan air laut hamper seragam bagi seluruh propinsi yaitu
rata-rata 26 derajat Celsius. Variasi suhu terjadi karena ketinggian
daerah yang berbeda-beda. Setiap ketinggian 100 meter terjadi penurunan
suhu sebanyak kurang lebih 0.6 derajat Celsius. Karena itu tanah
pegunungan yang mencapai ketinggian lebih dari 4,400 meter senantiasa
tertutup salju abadi. Kecuali oleh ketinggian suatu daerah, suhu juga ditentukan
oleh factor-faktor lain, seperti banyak angina naik menyebabkan penurunan
suhu dan banyak angina turun menyebabkan kenaikan suhu.Curah hujan
bagi sebagian besar pulau Papua cukup tinggi rata-rata 2,000-3000
milimeter tiap tahun, dibeberapa tempat di pegunungan tengah curah hujan
kadang-kadang melebihi 4000 milimeter setahun.Adapun
perbedaan antara musim-musim pada umumnya tidak terlalu besar kecuali di
daerah dataran rendah utara, tempat hujan selama bulan juli hingga
September mencapai 200 milimeter tiap bulan. Pada umumnya tidak terdapat
musim-musim yang terlampau kering.
Dalam keterkaitan mengenai pentingnya
nama pre-history dan history dalam etnografi papua, ada saat dimana kita pun
bertanya-tanya bagaimana sebenarnya awal dari terciptanya nama Papua, apakah
memang sejak dahulu kala masyarakat menamai pulau ini Papua, ataukah ada
sebutan-sebutan lain untuk pulau ini. Dan mungkin darimana asal nama dan
julukan-julukan pulau ini berasal? Apakah dari orang asli papua ataukah dari
pemberian penjajahan dulu. Disini keterkaitan etnografi papua tentang history
dan pre-histori tentang nama papua semakin terlihat.
Banyak sekali nama atau julukan yang
diberikan pelaut maupun penjajah dulu yang datang ke Papua. Masyarakat asli pun
banyak yang menjuluki pulau yang mereka tinggali ini dengan sebutan yang mereka
sukai yaitu Nuu Waar yang artinya negri yang mengaku menyimpan atau memikul
rahasia. Disini terlihat keterkaitan antara penduduk asli dulu yang berbudaya
menamai tempat tinggal mereka. Adapun juga pelaut yang datang ke pulau Papua
dan memberi nama ISLA DEL ORO yang artinya Pulau Emas. Mungkin karena dengan
melihat limpahan Sumber Daya Alam yang ada diPapua yang kemudian mereka
menyebut Papua sebagai Pulau Emas. Kemudian ada Belanda yang memberi nama
Nederlands Nieuw Guinea, karena pada saat itu Belanda menjajah Papua dan
mengklaim pulau ini sebagai Pulau milik mereka. Kemudian Tidore yang menjuluki
pulau Papua dengan julukan PAPA-UA. Banyak sejarah yang mengungkap mengenai asal
muasal nama Papua ada yang mengatakan papua berasal dari kata Papa-ua asal dari
bahasa Maluku Utara yang artinya anak piatu, maksudnya adalah dulu di Papua
tidak terdapat seorang raja yang memimpin sebagai seorang Bapak. Kemudian dalam
konferensi Malino nama “Iryan” diusulkan oleh F.Kaisepo kata itu berasal dari
bahasa Biak yang artinya Tanah yang Panas. Begitu banyak nama yang diberikan
untuk pulau ini. Banyak sekali nama yang bisa diberikan mengingat begitu banyak
keanekaragaman budaya dan suku yang memicu setiap orang berhak memberikan nama,
namun hanya yang mempunyai kekuatan hukum yang akan dipertahankan namanya
dengan persetujuan dari berbagai pihak , karena seperti kita ketahui indonesia
adalah negara hukum, Papua termasuk dalam wilayah kekuasaan Indonesia jadi
harus mengikuti peraturan yang berlaku. Itulah beberapa pergantian nama yang
pernah dimiliki oleh Pulau Cenderawasih, yang kita Kenal sekarang dengan
sebutan Papua.
Papua terdiri dari berbagai suku
bangsa. Dimana terdapat berbagai kebudayaan yang ada diPapua sekarang. Dimana
setiap suku yang ada dipapua memiliki keragaman adat istiadat yang
berbeda-beda. Perkembangan bidang perekonomian
dan perindustrian diPapua sekarang sudah semakin meningkat. Dimana pembangunan,
pemekaran suatu wilayah sekarang sudah terlihat banyak diPapua. Dimana
masyarakat sudah sangat begitu pintar memanfaatkan keanekaragam hayati. Dimana
dulu masyarakat asli papua masih menggunakan koteka dalam keseharian mereka,
sekarang mereka sudah menggunakan pakaian, walaupun begitu kita tidak boleh
lupa dengan kebudayaan asli orang Papua. Papua sekarang dikenal dengan Penduduk
yang mau berkembang dan maju mengikuti proses jaman. Walaupun masih ada
masyarakat yang tidak memiliki kesamaan pandangan dalam menjadi warga
Indonesia. Namun hal ini dapat diatasi dengan adanya aparat berwajib yang
selalu menjaga keamanan ditanah Papua. Begitu pun halnya dalam setiap komunitas selalu dijumpai dengan
berbagai proses “politik”, ada orang yang memimpin, menyusun organisasi,
memperoleh dan menggunakan kekuasaan. Dalam masyarakat sebagai suatu sistem
kita melihat adanya berbagai permasalahan tertentu yang harus dipecahkan
melalui organisasi politik formal tertentu, misalnya memelihara
ketertiban intern, mengalokasikan kekuasaan dalam membuat keputusan tentang kegiatan
kelompok. Orang Papua mengenal sistem yang mengatur hubungan atau relasi
antar warga dalam berbagai aktivitas hidupnya sehari-hari berdasarkan
kebudayaan mereka masing-masing. Orang Papua mengenal sistem politik atau
sistem kepemimpinan politik tradisional,
Bila
berbicara tentang “struktur sosial” atau “organisasi sosial” suatu masyarakat
ini berarti bahwa kita menganggap suatu sistem sosial terdiri dari berbagai
kelompok, memandang hubungan sosial berdasarkan posisi dan peranan yang
saling berkaitan.
Untuk memudahkan pemahaman struktur sosial, kita harus
mulai dengan hubungan sosial, yaitu cara mereka berinteraksi, hal-hal
yang mereka katakan dan lakukan dalam hubungan mereka satu sama lain. Tetapi
terdapat juga gagasan mereka tentang hubungan mereka, konsepsi masing-masing
tentang pihak yang lain, pemahaman dan strategi serta pengharapan yang
menuntun perilaku mereka. Baik pola perilaku maupun sistem konseptual mempunyai
struktur, dalam arti tidak kacau balau atau sembarangan, tetapi kedua hal
tersebut merupakan struktur yang berbeda jenis (Keesing, 1989:208-209).
Pouwer (1966) berdasarkan studi antropologinya, menunjukkan bahwa dalam
pengelompokan orang Papua paling sedikit dapat dibagi kedalam empat golongan
berdasarkan sistem kekerabatan:
a. Kelompok kekerabatan menurut tipe Iroquois. Sistem
ini mengklasifikasikan anggota kerabat saudara sepupu paralel dengan istilah
yang sama dengan saudara kandung. Juga untuk menyebut istilah yang sama untuk
ayah maupun sesama saudara laki ayah dan saudara laki ibu. Adapun
kelompok etnik papua yang tergolong dalam tipe ini adalah: orang Biak, Iha,
Waropen, Senggi, Marind-anim, Teluk Humboldt, dan orang Mee.
b. Kelompok kekerabatan menurut tipe Hawaian.
Sistem pengelompokkan yang menggunakan istilah yang sama untuk menyebut
saudara-saudara sekandung dan semua saudara-saudara sepupu silang dan
paralel. Adapun kelompok etnik yang tergolong tipe ini adalah: orang
Hatam-Manikion, Mairsai, Mimika, Asmat, dan Pantai Timur Sarmi.
c. Kelompok kekerabatan menurut tipe Omaha.
Sistem ini mengklasifikasikan saudara-saudara sepupu silang matrilateral
dan patrilateral dengan istilah yang berbeda dan untuk saudara sepupu
silang dipengaruhi oleh tingkat generasi dan bersifat tidak simetris. Sebutan
untuk anak laki-laki saudara laki ibu (MBS) adalah sama dengan
saudara laki-laki ibu (MB). Istilah untuk anak laki-laki saudara
perempuan ayah (FZS) adalah sama untuk anak laki-laki saudara perempuan
(ZS). Adapun etnik yang tergolong dalam kelompok ini adalah orang Awyu,
Dani, Meibrat, Mek dipegunungan Bintang, dan Muyu.
d. Kelompok kekerabatan menurut tipe Iroquois-Hawaian.
Tipe ini adalah tipe campuran. Kelompok yang tergolong dalam tipe ini adalah
orang Bintuni, Tor, dan Pantai Barat Sarmi. Kecuali penggolongan berdasarkan
istilah kekerabatan, orang Papua juga dibedakan berdasarkan prisip pewarisan.
Ada dua prinsip pewarisan keturunan yaitu: (a) melalui garis keturunan
ayah atau patrilineal, dan terdapat pada orang Meibrat, Mee, Dani, Biak,
Waropen, Wandamen, Sentani, Marind-anim dan Nimboran). (b) melalui prinsip bilateral
yaitu melalui garis keturunan ayah dan ibu, terdapat pada orang
dipedalaman Sarmi. (c) masyarakat berdasarkan struktur ambilateral atau ambilineal,
dimana kadang-kadang diatur menurut garis keturunan pihak ibu atau ayah.
Terdapat pada orang Yagai, Manikion, Mimika (De Brijn, 1959:11 of van der Leeden,
1954, Pouwer, 1966). Orang Papua juga mengenal pembagian masyarakat kedalam phratry
atau moiety yang terbagi atas dua paroh masyarakat. Terdapat pada orang
Asmat (aipmu-aipem), Dani (Waita-Waya), Waropen (buriworai-buriferai)
dalam (Mansoben, 1974, 1995; Held, 1947; Kamma, 1972; Schoorl, 1957; Heider,
1979-1980).
Posting Komentar